LAGI-LAGI BABAK BELUR (alsofwah.or.id)

Banyak orang yang
menghindari hal
yang satu ini, lumrah
memang, siapa yang
mau babak belur

merasakan sakit,
tapi tidak dengan
sebagian orang yang
memiliki jiwa besar
dan hati teguh,
mereka ini justru
menganggap hal
semacam ini sebagai
sesuatu yang
menantang mereka
untuk mencicipinya
dan ternyata setelah
mereka mencicipinya
mereka
merasakannya
nikmat yang
membuat mereka
ingin mengulang.
Abdullah bin
Mas’ud, dialah
muslim pertama
yang melantunkan
al-Qur`an di muka
bumi ini secara
terbuka setelah
Rasulullah saw, dan
karenanya dia babak
belur dihantam
pukulan orang-orang
yang membenci
kitab Allah, namun
dia masih berani
untuk mengulangnya
kalau sahabat-
sahabatnya tidak
mencegahnya.
Suatu hari para
sahabat Nabi saw
sedang berkumpul di
Makkah, saat itu
jumlah mereka
masih sedikit dan
mereka belum
mempunyai
kekuatan. Mereka
berkata, “Demi
Allah, Quraisy belum
pernah mendengar
al-Qur`an yang
dibacakan dengan
keras di depan
mereka. Siapa
gerangan yang
berani
melakukannnya?”
Abdullah bin Mas’ud
menjawab, “Aku
yang akan
melakukannya.”
Mereka berkata,
“Kami
mengkhawatirkanmu,
kami menginginkan
seorang laki-laki
yang mempunyai
sanak kerabat yang
akan menjaga dan
melindunginya dari
mereka jika mereka
ingin berbuat jahat
kepadanya.”
Abdullah berkata,
“Biarkan aku
melakukannya, Allah
akan melindungiku
dan menjagaku.”
Kemudian Abdullah
berangkat ke masjid,
dia menuju Maqam
Ibrahim di waktu
Dhuha, saat itu
orang-orang Quraisy
sedang duduk di
sekeliling Ka’bah,
Abdullah berdiri di
atas Maqam dan
membaca, “Dengan
nama Allah yang
Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang –
dengan suara
lantang- Tuhan yang
Maha Pemurah, yang
telah mengajarkan
al-Quran. Dia
menciptakan
manusia.
Mengajarnya pandai
berbicara.” (Ar-
Rahman: 1-4).”
Abdullah terus
membacanya, maka
orang-orang Quraisy
mulai
memperhatikannya,
mereka berkata,
“Apa yang
diucapkan oleh Ibnu
Ummi Abd? Celaka
dia, dia membaca
sebagian yang
dibawa oleh
Muhammad.”
Maka mereka
menghampirinya,
mereka memukuli
wajahnya
sementara Abdullah
terus membaca
sampai dia mampu
membaca, kemudian
dia pulang kepada
para sahabatnya
dengan darah
menetes dari
tubuhnya. Mereka
berkata kepadanya,
“Inilah yang kami
takutkan akan
menimpamu.”
Maka Abdullah
berkata, “Demi
Allah, musuh-musuh
Allah itu tidak lebih
remeh bagiku
melebihi hari ini.
Kalau kalian ingin,
besok aku akan
melakukannya
lagi.”
Mereka berkata,
“Jangan, kamu
telah membuat
mereka mendengar
apa yang tidak
mereka sukai.”
Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

BELAJAR EKG MUDAH