Begini Al Bukhori Mendapatkan Ilmu ( alsofwah.or.id)

Imam al-Bukhari,
Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin
Bardizbah al-Ju’fi
dengan wala`,
penulis ash-Shahih,
at-Tarikh, al-Adab al-
Mufrad dan lainnya.
Lahir tahun 194 H
dan wafat tahun 256
H. Di antara syaikh
al-Bukhari adalah
Imam Ahmad bin
Hanbal, Ali bin al-
Madini, al-Humaidi
dan ulama-ulama
dari tingkatan
mereka. Di antara
murid-muridnya
adalah Muslim, at-
Tirmidzi, an-Nasa`i
dan al-Firabri, rawi
Shahih al-Bukhari
dari al-Bukhari.
Muslim mana yang
tidak mengenalnya,
jasa besarnya bagi
kaum muslimin
diakui oleh semua
kalangan, kitab ash-
Shahih yang memuat
hadits-hadits shahih
dari Rasulullah saw
diterima oleh umat
tanpa perdebatan,
bahkan para ulama
menyatakan bahwa
ia adalah kitab
tershahih setelah
kibullah. Namun jasa
besar al-Bukhari ini
tidak lahir semudah
membalik tangan,
tidak segampang
orang berkata
simsalabim. Jasa
besar ini menetas
melalui perjuangan
panjang, usaha
melelahkan,
semangat baja,
pengorbanan yang
berat, kecermatan
yang tinggi dan
kepandaian yang
tajam. Dan sebelum
semua itu adalah
taufik dan bimbingan
dari Rabb alam
semesta.
Berikut ini beberapa
nukilan yang penulis
pilih, darinya
pembaca bisa
mengetahui
sebagian sisi
kehidupam Imam
yang mulia ini.
Bagaimana dia
mencari ilmu,
menyusun dan
menulisnya,
bagaimana
kehidupan sehari-
hari yang dia jalani
demi berkhidmat
kepada ilmu. Teladan
yang baik, inilah
yang kita cari dan
serukan.
Hafizh Ibnu Katsir
berkata di dalam al-
Bidayah wa an-
Nihayah 11/25
tentang biografi
Imam al-Bukhari
Amirul Mukminin
dalam hadits, “Al-
Bukhari melakukan
perjalanan kepada
seluruh syaikh hadits
di kota-kota yang
memungkinkan
baginya untuk
menjangkaunya, dia
berguru kepada lebih
dari seribu syaikh, al-
Firabri berkata,
‘Yang mendengar
ash-Shahih dari al-
Bukhari mencapai
tujuh puluh ribu
orang -kurang lebih-
termasuk aku, tidak
tersisa dari mereka
seorang pun selain
aku.”
Hafizh Ibnu Katsir
berkata, “Al-Bukhari
bangun dari tidurnya
di satu malam, maka
dia menyalakan
lampu dan mencatat
faidah yang terlintas
di benaknya lalu
mematikan lampu,
kemudian dia bangun
lagi dan lagi, sampai
hal itu terjadi kurang
lebih dua puluh
kali.”
Dalam Tahdzib al-
Asma` wa al-Lughat
1/75 karya Imam an-
Nawawi dan
Thabaqat asy-
Syafi’iyah 2/220
dan 226 karya at-Taj
as-Subki tentang
biografi Imam al-
Bukhari, Muhammad
bin Yusuf berkata,
“Suatu malam aku
berada di rumah
Muhammad bin
Ismail al-Bukhari, aku
memperhatikannya
bangun dan
menyalakan lampu
untuk mengingat
sesuatu lalu
mencatatnya
sebanyak delapan
belas kali.”
Muhammad bin Abu
Hatim penyedia
kertas al-Bukhari
berkata, “Jika aku
bersama Abu
Abdullah al-Bukhari
dalam satu
perjalanan, dia
mengumpulkan kami
dalam satu rumah
kecuali kadang-
kadang pada musim
panas, aku
melihatnya bangun
dalam satu malam
lima belas sampai
dua puluh kali, pada
semua itu dia
mengambil pemantik
api, lalu dia
menyalakan api dan
lampu, kemudian dia
mengeluarkan
hadits-hadits lalu dia
menandainya, lalu
dia meletakkan
kepalanya, dia shalat
pada waktu sahur
tiga belas rakaat,
setiap kali dia
bangun dia tidak
membangunkanku,
aku berkata
kepadanya,
“Engkau melakukan
semua ini dengan
tekun tanpa
membangunkanku.”
Dia berkata, “Kamu
masih muda, aku
tidak ingin
mengganggu
tidurmu.”
Suatu hari ketika
kami di Firabri aku
melihatnya
terlentang di atas
tengkuknya dalam
menulis kitab at-
Tafsir, pada hari itu
dia terlihat begitu
lelah karena
banyaknya dia
mengeluarkan
hadits, aku berkata
kepadanya, “Wahai
Abu Abdullah aku
mendengarmu
berkata,
‘Sesungguhnya aku
tidak melakukan
sesuatu tanpa ilmu
sekali pun sejak aku
memahami, ilmu apa
dalam terlentang
ini?”
Dia menjawab,
“Kami begitu lelah
hari ini, ini adalah
salah satu
perbatasan, aku
khawatir ada
sesuatu yang terjadi
dari musuh, aku
angin beristirahat,
aku mempersiapkan
diri untuk itu, jika
tiba-tiba musuh
menyerang
sementara kita
belum siap, kita
masih mempunyai
kekuatan.”
Muhammad bin Abu
Hatim berkata, “Al-
Bukhari ahli
menunggang dan
memanah, selama
aku menyertainya,
aku tidak
mengetahui
panahnya meleset
dari sasaran kecuali
dua kali dan dia tidak
terbalap dalam
menunggang kuda.”
Al-Khathib al-
Baghdadi
menceritakan di
dalam Tarikh
Baghdad 2/13
tentang biografi
Imam al-Bukhari, dia
berkata, Umar bin
Hafsh al-Asyqar
berkata, “Orang-
orang kehilangan al-
Bukhari berhari-hari,
dia tidak hadir untuk
menulis hadits di
Bashrah, maka kami
mencarinya, kami
menemukannya di
rumah dalam
keadaan telanjang,
apa yang dimilikinya
habis tidak tersisa,
kami berkumpul dan
kami urunan dirham
sehingga kami bisa
membelikan
untuknya sebuah
baju dan kami
memberikannya
kepadanya, lalu dia
keluar menulis
hadits.”
At-Taj as-Subki
menceritakan di
dalam Thabaqat asy-
Syafi'iyah 2/227
tentang biografi
Imam al-Bukhari.
Kisah ini juga
disebutkan oleh
Hafizh Ibnu Hajar di
dalam mukadimah
Fath al-Bari yang
bernama Hadyu as-
Sari 2/195 berkata,
penyedia kertas al-
Bukhari Muhammad
bin Abu Hatim
berkata, “Aku
mendengar al-
Bukhari berkata,
‘Aku pergi kepada
Adam bin Abu Iyas di
Asqalan, bekalku
terlambat datang,
sampai aku makan
rumput, aku tidak
mengatakan itu
kepada siapa pun,
pada hari ketiga
seseorang yang
tidak aku kenal
datang kepadaku,
dia memberiku
sebuah kantong
berisi dinar, dia
berkata,
“Gunakanlah untuk
dirimu.”
Dari Shafahat min
Shabri al-Ulama` ala
Syadaaid al-Ilmi wa
at-Tahshil, Syaikh
Abdul Fattah Abu
Ghuddah. (Izzudin
Karimi) al

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H

BELAJAR EKG MUDAH